Jangan Mencuri Kemuliaan Tuhan
Jangan mencuri
kemuliaan Tuhan ~ Renungan kita ini diambil dari Kisah Para Rasul 14:1-20. Penulis
Kisah Para Rasul menegaskan demikian: "Kami ada di sini untuk
memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini
dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya." Kisah 14:15b.
Ketika rasul Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di beberapa kota, "Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan." (ayat 8-9). Segeralah Paulus menyuruh orang yang lumpuh itu berdiri, maka ia pun melonjak berdiri, lalu berjalan ke sana ke mari (ayat 10). Mujizat terjadi!
Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu mengira bahwa Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa yang turun dari langit dalam wujud manusia, sehingga mereka pun menyanjung dan menghormati keduanya sebagaimana yang mereka perbuat terhadap dewa-dewa mereka.
Ketika rasul Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di beberapa kota, "Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan." (ayat 8-9). Segeralah Paulus menyuruh orang yang lumpuh itu berdiri, maka ia pun melonjak berdiri, lalu berjalan ke sana ke mari (ayat 10). Mujizat terjadi!
Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu mengira bahwa Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa yang turun dari langit dalam wujud manusia, sehingga mereka pun menyanjung dan menghormati keduanya sebagaimana yang mereka perbuat terhadap dewa-dewa mereka.
Tersanjungkah Paulus dan Barnabas? Apakah keduanya bangga dan
semakin besar kepala? Justru keduanya mengoyakkan pakaian sambil
berseru: "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian?
Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu." (ayat
15a).
Karakter seperti yang dimiliki Paulus dan Barnabas pada zaman seperti
sekarang ini sangatlah langkah ditemukan. Orang-orang di zaman sekarang
haus akan sanjungan dan pujian dari sesama manusia. Bukan hanya
orang-orang di luar Tuhan, tidak sedikit orang Kristen dan hamba-hamba Tuhan
yang memiliki motivasi salah dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Mereka suka sekali namanya dikenal, dipuji atau dielu-elukkan oleh
banyak orang. Kita lupa bahwa orang dapat disembuhkan atau bertobat bukan
karena kehebatan kita, tapi karena kuasa Tuhan yang turut bekerja di dalamnya
dan juga oleh iman dari orang yang didoakan itu sendiri.
Tanpa Roh Tuhan bekerja kita ini bukan siapa-siapa! Kita ini hanyalah alatnya Tuhan, tidak lebih. Tidak sepatutnya kita mencuri kemuliaan Tuhan untuk kepentingan diri sendiri. Pujian, hormat dan kemuliaan itu hanya patut diberikan hanya kepada Kristus saja, karena "...punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!" (1 Tawarikh 29:11).
Mencari pujian dari manusia adalah sia-sia belaka! Ini adalah kebencian Tuhan.
Tanpa Roh Tuhan bekerja kita ini bukan siapa-siapa! Kita ini hanyalah alatnya Tuhan, tidak lebih. Tidak sepatutnya kita mencuri kemuliaan Tuhan untuk kepentingan diri sendiri. Pujian, hormat dan kemuliaan itu hanya patut diberikan hanya kepada Kristus saja, karena "...punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!" (1 Tawarikh 29:11).
Mencari pujian dari manusia adalah sia-sia belaka! Ini adalah kebencian Tuhan.
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20
September 2017
Post a Comment for "Jangan Mencuri Kemuliaan Tuhan"