Kecerdasan Dalam Berkarya Bagi Tuhan
Kecerdasan dalam berkarya bagi Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk renungan kita ini diambil dari kitab Kejadian 11:1-9; Mazmur 108-118. Demikian firman Tuhan : “Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi” – Kejadian 11: 4.
Kecerdasan untuk Berkarya
Steve Truitt, pembawa acara suatu program dalam Discovery Channel, mendapat kesempatan untuk mencoba simulator pesawat ulag-alik. Didampingi oleh pemandu profesional, Steve lantas mencoba simulator itu, yang dirasakannya seperti mengendalikan pesawat sebenarnya.
Melihat kecanggihan alat itu, saya merasa takjub dengan kecerdasan orang-orang yang membuat semua peralatan modern itu, sehingga dapat dipakai untuk melatih para pilot pesawat ulag-alik NASA, agar mereka tetap aman saat bertugas.
Kecerdasan manusia memang sudah terlihat sejak awal manusia diciptakan. Adam, kita tahu tak hanya diberi Allah mandat mengelola Taman Eden, tetapi juga memberi nama segala binatang yang ada (Kej. 2:15,20).
Sementara, nas renungan hari ini menunjukkan bahwa manusia sudah mampu membuat menara tinggi, yang jika tidak dikacaukan Allah---karena Allah tidak berkenan dengan motivasi mereka membangun menara---kemungkinan besar upaya mereka akan berhasil. Inilah bukti bahwa manusia lahir dengan membawa sebagian "kecerdasan ilahi" dalam dirinya, karena "nafas hidup" yang Allah tiupkan dalam setiap manusia.
Sebagai orang percaya, kita pun dapat mengembangkan kecerdasan kita semaksimal mungkin. Yakinlah bahwa dengan pertolongan Tuhan, kita pun dapat menghasilkan karya yang bermanfaat. Hanya, kita perlu memastikan agar hasil dari pengembangan kecerdasan itu tidak bertentangan dengan firman-Nya, tidak merugikan orang lain, dan tidak membuat lingkungan sekitar menjadi rusak. Dalam kecerdasan yang Tuhan berikan, ada kewajiban untuk berkarya.
Post a Comment for "Kecerdasan Dalam Berkarya Bagi Tuhan"