Translate

Jangan Salah Paham

Jangan salah paham ~ Landasan firman Allah untuk renungan kita ini dengan tema: jangan salah paham diambil dari kitab Ratapan. Demikianlah firman Allah: “Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama? ... Apa Engkau sudah membuang kami sama sekali?” – Ratapan 5:20,22. Ketika situasi dan kondisi yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan, acap kali kita marah, kecewa, jengkel, tidak mau lagi beribadah, berdoa dan juga tidak mau lagi membaca Alkitab. Kita ngambek sama Allah dan gagal paham tentang Dia. Kita dengan pongahnya menuduh Allah tidak peduli. Begitulah situasi psikologi yang dialami oleh sang nabi yaitu Yeremia. Ia menyaksikan Yerusalem dan bangsanya hancur. Allah nenek moyang Israel yang mengharapkan tidak berbuat apa-apa, seakan tidak berdaya menghadapi kekuatan musuh. Hal itu terungkap dalam pertanyaan sang nabi, mengapa Engkau melupakan, meninggalkan dan membuang kami?.
kita tahu bersama dalam catatan para nabi dan para rasul bahwa Allah tidak menutupi kebobrokan dan dosa umat-Nya. Sang nabi meratapi dan menangisi kondisi bangsanya. Israel dihina oleh bangsa lain dan semua asetnya dikuasai bangsa lain – Ratapan 5:1-2. Anak-anak menjadi yatim karena kehilangan ayahnya dan istri-istri menjadi janda karena kehilangan suaminya. Hidup serba terbatas dan kekurangan – Ratapan 5:3-4. Israel berjuang lebih keras untuk mempertahan hidup dan dengan terpaksa meminta dukungan serta bersekutu dengan bangsa – Ratapan 5:5-6. Semua itu terjadi karena kesalahan para pendahulu dan dipimpin oleh para pemimpin yang tidak berkualitas – Ratapan 5:7-8. Beragam dosa dan kejahatan tumbuh (pembunuhan, kelaparan, pemerkosaan) terjadi – Ratapan 5:9-11. Dalam semua situasi dan kondisi yang pelik itu, sang nabi bertanya: mengapa Allah biarkan semuanya itu? Sang nabi mengeluh dan menyadari inilah murka Allah sebagai konsekuensi dari dosa dan kejahatan yang dilakukan – Ratapan 5:16, 22. Allah panjang sabar tetapi Israel tidak bertobat. Yeremia hadir sebagai bagian dari bangsanya. Di tengah perasaan yang campur baur itu, sang nabi mrendahkan diri, mengakui dosanya dan bangsanya serta meminta belas kasihan Allah – Ratapan 5:21. Membaca berita di media sosial dan menyaksikan situasi bangsa ditelevisi hari-hari ini, bisa membuat kita marah, jengkel dan mungkin ada keluhan-keluhan terucap dari mulut kita serta kengerian sebagai akibat dari dosa. Jangan salah paham. Allah tidak tidur. Mari kita terus dekatkan diri kepada Allah sehingga kita tetap dipelihara dalam kelimpahan kasih karunia-Nya.

Post a Comment for "Jangan Salah Paham"