Direndahkan Namun Ditinggikan
Direndahkan namun ditinggikan ~ Renungan kita ini diambil dari surat rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Korintus, yaitu dalam 1 Korintus 1:27, rasul Paulus menulis dalam pimpinan Roh Kudus demikian: "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat".
Jika Tuhan berkata: "Saya mencari seseorang untuk membantu-Ku mencapai rencana dan memenuhi tujuan-Ku" apakah Anda merasa memenuhi syarat? Tidak banyak dari kita akan mengangkat tangan. Nyatanya, Allah tidak selalu memanggil orang yang pintar dan berkualitas; Dia juga memanggil orang yang lemah.
Ketika Malaikat Tuhan datang memanggil Gideon untuk menjadi pemimpin tentara Israel, Gideon sedang bersembunyi di tempat pemerasan anggur untuk mengirik gandum. Ia begitu takut musuh-musuhnya datang merampas makanan dan mungkin bisa membunuhnya.
Malaikat Tuhan menyapa dan menyebutnya "Pahlawan yang gagah berani" - "Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani" - Hakim-Hakim 6:12.
Kita bisa membayangkan Gideon menengok ke kiri dan kanan dan bertanya: "Apakah engkau berbicara dengan saya?" Masakan seorang pahlawan gagah perkasa bersembunyi dari musuh.
Allah tidak melihat seperti kita melihat. Kita cenderung melihat berdasarkan kekuatan dan kemampuan sendiri, tetapi Allah melihat apa yang bisa kita capai bersama-Nya di dalam kekuatan-Nya.
Yakub seorang penipu. Musa seorang yang gagap atau tidak lancar bicaranya. Daud seorang gembala yang tidak dianggap bahkan tidak diperhitungkan. Sarai seorang yang tidak bisa menghasilkan keturunan alias mandul. Rahab seorang pekerja seks komersial alias pelacur. Petrus Nelayanan yang tidak memiliki pendidikan akademik. Paulus seorang pembunuh berdarah dingin yang menganggap perbuatannya itu menyenangkan hati Allah.
Latar belakang mereka yang dikemukakan di atas memperlihat bahwa mereka bukanlah siapa-siapa. Mereka penuh dengan kelemahan dan cacat secara moral dan integritas. Mereka sesungguhnya tidak dapat diandalkan apa lagi diharapkan.
Meskipun mereka dipandang remeh, rendah bahkan dipandang sebelah mata oleh dunia, namun Allah dalam kasih karunia dan kebaikan serta rahmat-Nya yang besar memanggil dan memilih mereka untuk melakukan misi Ilahi dalam hidup mereka.
Allah memilih apa yang lemah bagi dunia untuk mempermalukan apa yang kuat bagi dunia. Dan inilah berita baik itu: "Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" - Filipi 4:13. Rasul Paulus menyadari hal itu sehingga dalam segala keterbatasan itulah ia semakin bergantung dan mengandalkan kekuatan dari Tuhan.
Dengan lain kata, Tuhan menjadi segala-galanya dalam hidupnya. Tuhan sumber kekuatan dan pertolongan dalam hidup dan pelayanan mereka. Jadi, ketika kita direndahkan manusia percayalah bahwa Tuhan yang akan meninggikan kita. Amin
Jika Tuhan berkata: "Saya mencari seseorang untuk membantu-Ku mencapai rencana dan memenuhi tujuan-Ku" apakah Anda merasa memenuhi syarat? Tidak banyak dari kita akan mengangkat tangan. Nyatanya, Allah tidak selalu memanggil orang yang pintar dan berkualitas; Dia juga memanggil orang yang lemah.
Ketika Malaikat Tuhan datang memanggil Gideon untuk menjadi pemimpin tentara Israel, Gideon sedang bersembunyi di tempat pemerasan anggur untuk mengirik gandum. Ia begitu takut musuh-musuhnya datang merampas makanan dan mungkin bisa membunuhnya.
Malaikat Tuhan menyapa dan menyebutnya "Pahlawan yang gagah berani" - "Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani" - Hakim-Hakim 6:12.
Kita bisa membayangkan Gideon menengok ke kiri dan kanan dan bertanya: "Apakah engkau berbicara dengan saya?" Masakan seorang pahlawan gagah perkasa bersembunyi dari musuh.
Allah tidak melihat seperti kita melihat. Kita cenderung melihat berdasarkan kekuatan dan kemampuan sendiri, tetapi Allah melihat apa yang bisa kita capai bersama-Nya di dalam kekuatan-Nya.
Yakub seorang penipu. Musa seorang yang gagap atau tidak lancar bicaranya. Daud seorang gembala yang tidak dianggap bahkan tidak diperhitungkan. Sarai seorang yang tidak bisa menghasilkan keturunan alias mandul. Rahab seorang pekerja seks komersial alias pelacur. Petrus Nelayanan yang tidak memiliki pendidikan akademik. Paulus seorang pembunuh berdarah dingin yang menganggap perbuatannya itu menyenangkan hati Allah.
Latar belakang mereka yang dikemukakan di atas memperlihat bahwa mereka bukanlah siapa-siapa. Mereka penuh dengan kelemahan dan cacat secara moral dan integritas. Mereka sesungguhnya tidak dapat diandalkan apa lagi diharapkan.
Meskipun mereka dipandang remeh, rendah bahkan dipandang sebelah mata oleh dunia, namun Allah dalam kasih karunia dan kebaikan serta rahmat-Nya yang besar memanggil dan memilih mereka untuk melakukan misi Ilahi dalam hidup mereka.
Allah memilih apa yang lemah bagi dunia untuk mempermalukan apa yang kuat bagi dunia. Dan inilah berita baik itu: "Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" - Filipi 4:13. Rasul Paulus menyadari hal itu sehingga dalam segala keterbatasan itulah ia semakin bergantung dan mengandalkan kekuatan dari Tuhan.
Dengan lain kata, Tuhan menjadi segala-galanya dalam hidupnya. Tuhan sumber kekuatan dan pertolongan dalam hidup dan pelayanan mereka. Jadi, ketika kita direndahkan manusia percayalah bahwa Tuhan yang akan meninggikan kita. Amin
Post a Comment for "Direndahkan Namun Ditinggikan"