Mengejar Hikmat Seperti Mengejar Harta Terpendam
Mengejar harta terpendam ~ Renungan kita ini diambil dari kitab Amsal 2:4-5. Penulis kitab Amsal dalam pimpinan Roh Kudus menulis: "Jikalau engkau ... mengejarnya [hikmat] seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah".
Mel Fisher adalah seorang pemburu harta karun yang mencari emas dan menemukannya. Pada tahun 1985, setelah 16 tahun berburu, akhirnya ia menemukan bangkai kapal Spanyol Nuestra Senora de Atocha di kedalaman 17 meter dekat Key West, Florida.
Para penyelam berhasil mengangkat harta karun bernilai jutaan dollar dari kapal yang tenggelam itu, tetapi hal itu tidak mudah. Mereka bekerja keras dalam waktu yang lama dengan menggunakan alat pendeteksi logam, untuk menyelidiki setiap logam yang ditemui. Akhirnya impian dan kerja keras Fisher tidaklah sia-sia dengan ditemukannya penemuan besar.
Alkitab berbicara tentang sejenis harta yang jauh lebih berharga daripada emas, perak, atau permata - Amsal 3:14-15 - "Karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apa pun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya".
Harta itu adalah hikmat, yang jauh lebih berharga daripada pengetahuan. Hikmat adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Amsal 2, Salomo, yang meminta hikmat dan hati yang penuh pengertian kepada Allah, memberitahu kita agar mencari hikmat dengan ketekunan dan kerja keras seperti ketika kita akan mencari harta yang terpendam (ayat 4).
Kita harus berseru meminta pengertian dan kepandaian (ayat 3) - "ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian", menyendengkan telinga pada himat (ayat 2) - sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian", dan menerima firman Allah serta menyimpannya dalam hati kita - "Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hati" - Amsal 2:1.
Apakah kita menghargai hikmat? Apakah kita tekun mencarinya seperti ketika kita mencari emas? Jika ya, kita akan mendapatkan harta yang paling berharga dalam kehidupan, yakni pengetahuan akan Allah. Pada saat kita mengetahui dan mengenal Allah, maka ada keuntungan yang kita dapatkan.
Oleh karena itu, kita harus terus mencari Tuhan dengan tekun dan rajin serta setia. Ketika kita melakukannya dengan penuh kesungguhan, ketaatan penuh, passion dan komitmen yang kuat, maka percayalah bahwa pencarianmu itu tidak akan sia-sia.
Mel Fisher adalah seorang pemburu harta karun yang mencari emas dan menemukannya. Pada tahun 1985, setelah 16 tahun berburu, akhirnya ia menemukan bangkai kapal Spanyol Nuestra Senora de Atocha di kedalaman 17 meter dekat Key West, Florida.
Para penyelam berhasil mengangkat harta karun bernilai jutaan dollar dari kapal yang tenggelam itu, tetapi hal itu tidak mudah. Mereka bekerja keras dalam waktu yang lama dengan menggunakan alat pendeteksi logam, untuk menyelidiki setiap logam yang ditemui. Akhirnya impian dan kerja keras Fisher tidaklah sia-sia dengan ditemukannya penemuan besar.
Alkitab berbicara tentang sejenis harta yang jauh lebih berharga daripada emas, perak, atau permata - Amsal 3:14-15 - "Karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apa pun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya".
Harta itu adalah hikmat, yang jauh lebih berharga daripada pengetahuan. Hikmat adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Amsal 2, Salomo, yang meminta hikmat dan hati yang penuh pengertian kepada Allah, memberitahu kita agar mencari hikmat dengan ketekunan dan kerja keras seperti ketika kita akan mencari harta yang terpendam (ayat 4).
Kita harus berseru meminta pengertian dan kepandaian (ayat 3) - "ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian", menyendengkan telinga pada himat (ayat 2) - sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian", dan menerima firman Allah serta menyimpannya dalam hati kita - "Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hati" - Amsal 2:1.
Apakah kita menghargai hikmat? Apakah kita tekun mencarinya seperti ketika kita mencari emas? Jika ya, kita akan mendapatkan harta yang paling berharga dalam kehidupan, yakni pengetahuan akan Allah. Pada saat kita mengetahui dan mengenal Allah, maka ada keuntungan yang kita dapatkan.
Oleh karena itu, kita harus terus mencari Tuhan dengan tekun dan rajin serta setia. Ketika kita melakukannya dengan penuh kesungguhan, ketaatan penuh, passion dan komitmen yang kuat, maka percayalah bahwa pencarianmu itu tidak akan sia-sia.
Post a Comment for "Mengejar Hikmat Seperti Mengejar Harta Terpendam"