Menghargai Hak Orang Lain
Menghargai
hak orang lain ~ Renungan kita ini diambil dari
kitab Amsal 29:1-14. Penulis kitab Amsal menulis dalam pimpinan Roh Kudus
terkait dengan menghargai hak orang lain, menegaskan demikian: “Orang benar
mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya” – Amsal 29:7.
Ketika melakukan penelitian di sebuah persawahan, saya membawa bekal makan siang. Kebetulan waktu itu saya bertemu dengan seorang buruh tani, dan saya mengajaknya berbagi bekal makan siang itu. Namun, dengan alasan belum lapar, ibu itu menggantungkan kantung nasi bagiannya di tiang dangau.
Ketika melakukan penelitian di sebuah persawahan, saya membawa bekal makan siang. Kebetulan waktu itu saya bertemu dengan seorang buruh tani, dan saya mengajaknya berbagi bekal makan siang itu. Namun, dengan alasan belum lapar, ibu itu menggantungkan kantung nasi bagiannya di tiang dangau.
Tak berselang lama, kedua anaknya datang. Melihat makanan itu, mereka
berebutan menyantapnya. Rupanya ibu mereka sengaja meninggalkan nasi bagiannya
untuk kedua anaknya. Dari cerita mereka saya kemudian tahu, pada masa paceklik,
mereka hanya makan bubur sekali sehari pada malam hari.
Sebuah LSM Australia, FoodWise, merilis data mencengangkan tentang kebiasaan membuang sisa makanan yang sebenarnya masih sangat layak dimakan. LSM itu menyebutkan bahwa warga Australia membuang makanan senilai 8 miliar dolar AS atau kira-kira setara dengan Rp 8 triliun setiap tahun.
Paus Fransiskus, mengecam kebiasaan kita yang sering menyisakan makanan dan membuangnya. Ia menyamakan kebiasaan itu seperti mencuri makanan dari meja orang miskin. Ironis memang, saat di sekeliling kita masih banyak orang yang kelaparan, kita malah membuang banyak makanan.
Sebuah LSM Australia, FoodWise, merilis data mencengangkan tentang kebiasaan membuang sisa makanan yang sebenarnya masih sangat layak dimakan. LSM itu menyebutkan bahwa warga Australia membuang makanan senilai 8 miliar dolar AS atau kira-kira setara dengan Rp 8 triliun setiap tahun.
Paus Fransiskus, mengecam kebiasaan kita yang sering menyisakan makanan dan membuangnya. Ia menyamakan kebiasaan itu seperti mencuri makanan dari meja orang miskin. Ironis memang, saat di sekeliling kita masih banyak orang yang kelaparan, kita malah membuang banyak makanan.
Ini, seperti dikatakan Salomo, adalah suatu bentuk kefasikan, yaitu
mengabaikan hak orang lemah. Nenek moyang kita dahulu sangat menghargai makanan
karena mereka paham arti makan secukupnya. Saat ini konsumerisme membuat kita
memandang makanan yang dibuang sebagai hal biasa. Kita dapat belajar membela
hak orang miskin lewat cara makan yang lebih bijak.
MENGKONSUMSI MAKANAN DENGAN BIJAKSANA MENUNJUKKAN SIKAP BELA RASA
TERHADAP SESAMA YANG KURANG MAMPU.
Sumber:
renungan hariandotnet.
Post a Comment for "Menghargai Hak Orang Lain "