Hidup Yang Dimurnikan Oleh Tuhan
Hidup yang dimurnikan oleh Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema hidup yang dimurnikan oleh Tuhan bagi renungan kita ini, diambil dari kitab Mazmur 66. Salah ayat yang terdapat dalam Mazmur tersebut berbunyi demikian : “Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak” – Mazmur 66:10.
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang indah dan berharga mahal yang dihasilkan secara kebetulan, atau muncul secara tiba-tiba, tetapi semuanya melalui sebuah proses. Begitu pula kehidupan rohani, jika kita rindu menjadi “perabot” Tuhan untuk maksud yang mulia, bukan yang kurang mulia atau biasa, tentu ada syaratnya: “...jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak” – 2 Timotius 2:22-23a.
Kita juga harus mau menjalani proses yang Tuhan kehendaki. Oleh karena itu milikilah sikap hati yang benar atau respons yang positif terhadap situasi-situasi yang terjadi dalam kehidupan ini. Mungkin kita harus melewati ujian, penderitaan, masalah, kesukaran, dan berbagai macam pergumulan yang berat; bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita atau berlaku kejam kepada kita, namun kita harus percaya bahwa : “...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). Tuhan memakai situasi-situasi tersebut sebagai sarana untuk membentuk, memurnikan, dan mendewasakan kita sampai Ia membawa kita pada sebuah kehidupan yang indah di pemandangan-Nya.
Kehidupan kita ini bisa digambarakan seperti menu makanan yang terasa lezat, nikmat, dan berkelas apabila memiliki campuran berbagai rasa yang telah diolah dan diproses melalui dapur api oleh seorang chef: Terkadang ada suka, ada duka, ada manis, ada pahit, ada kesuksesan, dan terkadang kegagalan. Itulah rona-rona sebuah kehidupan! Jika kita memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan selaku “Chef” yang sangat ahli dalam meramu resep, maka seberat apa pun proses yang harus kita jalani kita takkan pernah memberontak dan lari. Memang seketika waktu kita akan merasakan betapa pedih, perih, sakit, dan dukacita yang dalam, namun Tuhan pasti akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11). “...seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” – Ayub 23:10.
Post a Comment for "Hidup Yang Dimurnikan Oleh Tuhan"