Injil Dan Kebudayaan
Injil
dan kebudayaan ~ Injil merupakan upaya Allah untuk
menyelamatkan manusia berdosa. Sedangkan budaya merupakan usaha manusia untuk
melestarikan hasil karyanya sendiri. Tentu antara Injil dan budaya merupakan
dua sisi yang berbeda.
Jika demikian, apa
sesungguhnya hubungan antara Injil dan kebudayaan? Hubungan Injil dan
Kebudayaan merupakan persoalan yang sangat pelik dalam dunia Misiologi. H. Richard
Miebuhr, Teolog Amerika Serikat menyatakan paling kurang ada lima (5) sikap
yang timbul dalam interaksi Injil dan Kebudayaan.
1. Injil
bertentangan dengan kebudayaan.
Misionaris, orang Kristen
dalam masyarakat penerima Injil disuruh/diminta untuk membuang nilai-nilai kebudayaan
sukunya, bangsanya, dan menegakkan nilai-nilai Injil Kristus atau
nilai-nilai budaya asal Misionaris tersebut. Dampaknya agama Kristen
dinilai sesuatu yang datang dari luar kebudayaannya (asing) yang harus dilawan
sebab bertentangan dengan budaya setempat.
2. Injil
adalah sesuatu yang sesuai dengan kebudayaan setempat.
Dalam masyarakat ini Injil
disambut sebagai sesuatu yang baik, yang lebih unggul, sesuatu yang dibutuhkan untuk
menyempurnakan nilai-nilai budaya yang belum sempurna. Injil dipandang
sebagai suatu jawaban yang tepat bagi keutuhan nilai-nilai budaya
setempat.
3. Injil
dilihat sebagai sesuatu yang mengatasi kebudayaan setempat.
Injil memiliki nilai-nilai yang lebih unggul dari kebudayaan
setempat, suatu nilai yang sangat dibutuhkan untuk mengganti nilai
setempat. Contoh: budaya naik kuda dari satu tempat ke tempat
yang lain diganti dengan budaya naik sepeda motor. Budaya makan nasi dengan tangan diganti dengan budaya
makan nasi dengan sendok/garpu/sumpit.
4. Injil dipandang sejajar dengan kebudayaan.
Masing-masing memiliki wewenang yang mantap. Di sini sering ada
bentrokan nilai. Artinya antara nilai Injil
dan budaya tentulah sangat berbeda. Oleh karena itu perlua ada rumusan yang
memadai untuk menjadikan Injil dan nilai-nilainya dapat menerobos masuk ke dalam
budaya.
5. Injil adalah sesuatu yang mengubah kebudayaan.
Kebudayaan suku yang menerima Injil harus diubah dengan kuasa Injil
Kristus. Kebudayaan harus memuliakan Allah. Di sini kebudayaan
dilihat sebagai sesuatu yang bertentangan dengan Injil. Apa yang dikatakan
diatas adalah fakta lapangan di dunia Misiologi.
Interaksi Injil di Indonesia sangat beragam:
a. Kadang-kadang Injil dikonfrontasikan dengan
kebudayaan setempat, khususnya waktu Injil dibawa oleh
Misionaris-Misionaris Barat.
b. Adakalanya Injil disesuaikan dengan nilai-nilai kebudayaan
yang ada atau nilai-nilai kebudayaan yang berlawanan dengan Injil dibiarkan
tetap eksis dalam kehidupan masyarakat Kristen seperti budaya memakamkan orang
yang sudah meninggal.
c. Sering juga Injil disambut dengan gembira oleh sekelompok
masyarakat karena membawa nilai-nilai yang baik.
d. Di tempat-tempat tertentu Injil dan Kebudayaan dibiarkan sama-sama
berkuasa.
Pada masa ini, dunia Misi menetapkan suatu konsep Kontekstualisasi sebagai
suatu strategi Penginjilan di mana nilai-nilai budaya setempat tetap diakui
memiliki wewenang atau nilai yang sama dengan Injil. Hal ini dibuat agar
konfrontasi terhadap budaya setempat dapat dihindari. Semoga kita diberi
hikmat oleh Tuhan.
Post a Comment for "Injil Dan Kebudayaan"