Ajaran Yesus Tentang Mengasihi Musuh
Ajaran Yesus tentang mengasihi musuh ~ Landasan firman Tuhan untuk tema renungan kita ini diambil dari Injil Lukas 22:49-51. Beginilah sabda firman Allah, “Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?” Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata: “Sudahlah itu.” Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.
Hamba-hamba imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi mendatangi Yesus di waktu malam ketika Yesus dan murid-muridNya berada di taman Getsemani. Rombongan orang yang dipandu oleh Yudas Iskariot itu datang untuk menangkap Yesus.
Para murid Yesus yang melihat Yesus akan ditangkap melawan dengan kekerasan. Petrus, salah satu diantara murid Yesus yang ada di dalam taman itu, menghunus pedangnya untuk menyerang orang yang akan menangkap Yesus tersebut.
Akibatnya, telinga salah satu orang diantara rombongan penangkap tersebut putus. Tetapi Yesus melarang Petrus melanjutkan tindakannya. Yesus lalu menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.
Reaksi yang dilakukan murid-murid Yesus merupakan reaksi alamiah dari setiap orang yang merasa terancam. Tindakan Petrus yang ingin melawan kekerasan dengan kekerasan merupakan tindakan yang dianggap lumrah bagi banyak orang.
Mereka masih berpikir bahwa Yesus akan memimpin pasukan militer untuk mengalahkan tentara Romawi. Murid-murid Yesus yang selama tiga tahun lebih bersama Yesus setiap hari masih belum mengerti bahwa perjuangan Yesus menegakkan Kerajaan Allah bukanlah perjuangan dengan kekerasan.
Murid-murid Yesus yang setiap hari bersamaNya masih belum mengerti bahwa perjuangan mereka bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara (Ef 6:12).
Penegakan Kerajaan Allah merupakan perjuangan melawan kuasa kegelapan yang menguasai hati dan pikiran manusia. Orang yang akan menangkap Yesus dan putus telinganya akibat sabetan pedang Petrus tersebut malah disembuhkanNya.
Yesus justru melakukan tindakan baik kepada orang yang jelas-jelas akan berbuat jahat kepadaNya. Yesus mewujudnyatakan ajaranNya : “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu” (Luk 6:27). Yesus tetap mengasihi orang-orang yang membenciNya - bahkan nanti akan membunuhNya.
Hanya Allah saja yang dapat tetap menunjukkan kasih yang tulus kepada orang-orang yang membenciNya. Hanya kasih Yesus Kristus saja yang tidak dilakukan berdasarkan tindakan baik yang dilakukan orang kepadaNya.
Yesus melakukan tindakan kasih yang telah diajarkanNya - bahkan di dalam kondisi ekstrem dimana jiwaNya terancam. Sebagai orang percaya yang dibentuk dan disiapkan untuk menjadi serupa dengan Yesus, kita juga perlu belajar terus untuk mewujudnyatakan prinsip kasih di dalam tindakan nyata.
Melakukan
tindakan kasih yang tulus dengan kekuatan sendiri adalah tidak mungkin. Karena
itu kita harus selalu memohon supaya Roh Kudus mengubah hati kita supaya bisa
mengasihi orang lain dengan tulus - tidak berdasarkan tindakan baik yang mereka
lakukan kepada kita - seperti yang Yesus telah demonstrasikan.
Post a Comment for "Ajaran Yesus Tentang Mengasihi Musuh"